Oretan Redaksi, Peraturan Bukan Hanya Untuk Rakyat tapi Untuk Penguasa Juga
Karawang, arusperubahan.com – Berkaca dari Pendaftaran Bapaslon Pilkada Karawang 2020 dan dari beberapa video yang viral beberapa hari lalu dimana seorang pemuda terkena Razia masker dihukum menyebutkan sila-sila pancasila. Atau dihukum tidur di dalam peti jenazah agar bisa merasakan arti kematian.
Edukasi berupa hukuman seperti itu dibuat untuk pemahaman akan pentingnya menjalankan protokol kesehatan dan sangat berbahayanya pandemi Covid-19 ini.
Lalu bagaimana bila yang melanggar aturan mengerti aturan dan menjadi ketua satgas penanganan Covid-19 serta merupakan salah satu yang menyetujui razia masker yang beberapa hari belakangan ini diberlakukan ?
Pelanggaran yang terjadi bukan masalah masker yang kadang karena merupakan kebiasaan baru orang masih sering lupa, tapi kebijakan berkumpul, berkerumun yang akhirnya tidak ada jarak aman diantara mereka.
Tempat-tempat dimana kerumunan orang sering terjadi ditutup dan dilarang, seperti Mal, Supermarket, Bioskop bahkan tempat ibadah juga dilarang.
Lalu bagaimana bila ada penguasa yang membuat aturan pelarangan itu dan sangat mengerti kenapa kebijakan ini dilakukan malah mengerahkan massa untuk datang dan mengantar ke KPU ? Macet terjadi, kerumunan terjadi, orang banyak bergerombol di seluruh lokasi kantor KPU, berteriak-teriak tanpa vshield dan masker. Hingga “Jakarta” mengeluarkan teguran tertulis yang menjadi viral.
Mungkinkah, masyarakat yang selalu menjadi objek peraturan-peraturan yang di buat dapat memberikan hukuman pada penguasa pembuat aturan dan kebijakan yang melanggar aturannya sendiri ?
Lalu hukuman apa yang pantas untuk beliau ? menyebutkan sila-sila pancasila atau tidur di peti mati selama 10 menit ?
Semoga hal ini menjadi pelajaran untuk para penguasa kita, aturan bukan hanya untuk rakyat tapi untuk mereka juga. red