Halal Bihalal TK Islamiyah I Widodaren, Belajar Saling Memaafkan
NGAWI, arusperubahan.COM – Hari pertama masuk sekolah setelah libur Hari Raya Idul Fitri 1443 H diisi dengan kegiatan halal bihalal belajar saling memaafkan. Acara halal bihalal merupakan tradisi tahunan yang diselenggarakan pihak sekolah TK Islamiyah I Widodaren, Kecamatan Gerih, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Suasana sumringah terlihat dari siswa-siswi TK Islamiyah I Widodaren, Kecamatan Gerih. Kabupaten Ngawi. Kegembiraan bercampur sedih terlihat dari siswa-siswi yang saling bersalaman sambil bermaaf-maafan. Mereka juga bersalaman dengan Ibu Kepala Sekolah dan Ibu dan Bapak Guru.
Semua peserta didik dan tenaga pengajar larut dalam suasana gembira setelah usai libur sekolah dan merayakan Idul Fitri 1443 H. Tidak sedikit yang meneteskan air mata saat kegiatan salam-salaman tersebut.
Kepala Sekolah TK Islamiyah I Widodaren, Rokhatul Ma’wa, S.Pd.AUD, mengungkapkan, sebagai orang muslim tentu kita memiliki banyak sekali dosa kepada orang lain. Dalam perjalanan satu tahun berinteraksi di sekolah, kita tentu tidak bisa menghindari dosa kepada para guru dan para siswa -siswi, “Maka dari itu acara halal bihalal ini dirasa sangat penting untuk dilakukan di TK Islamiyah I Widodaren, Kecamatan Gerih, untuk saling bermaaf maafan,” ungkap Rokhatul Ma’wa, usai acara Halal Bihalal Bersama guru dan para siswa-siswi, Kamis (12/5/2022).
Menurut Rokhatul Ma’wa, Halal Bihalal dilihat dari sisi silaturrahmi bisa menjadi perantara untuk memperluas rezeki dan memperpanjang umur, “Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad, SAW bersabda, “Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah bersilaturrahim,” jelas Rokhatul Ma’wa, sambil mengutip sebuah hadist.
Sementara itu para guru, Ngalimun, S.Pd, Lilik Suciati, S.Pd.AUD, Sutarsih, S.Pd dan Samsiatun Setyaningrum, S.Pd, berharap bahwa kegiatan Halal Bihalal ini bisa menjadi tradisi tahunan yang harus dipertahankan serta dilestarikan. “Ini adalah refleksi ajaran Islam yang menekankan sikap persaudaraan, persatuan dan saling berbagi kasih sayang di bulan Syawal,” kata Lilik Suciati.
“Pada momen ini, pelajar diajarkan untuk saling memaafkan. Baik dengan guru ataupun dengan teman-teman mereka,” tambah Sutarsih.
Sedangkan Sasmiatun Setyaningrum juga berharap kegiatan ini dapat menjadi wadah penanaman nilai religius. Khususnya dalam acara halal bihalal,“Di momen halal bihalal ini kami ajak para siswa-siswi untuk saling mendoakan dan saling bermaafan,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ngalimun, lebih menekankan, pentingnya menjadi pribadi yang pemaaf, antara lain dengan memahami pentingnya halal bihalal,“Kami juga berikan pembelajaran keagamaan. Terkait pengetahuan-pengetahuan tentang hal-hal baik apa yang harus dilakukan di bulan Syawal. Sehingga para siswa memahami kemenangan sesungguhnya di hari raya Idul Fitri,” pungkasnya. (tanpas)