Keteguhan Iman dan Ketauladanan Sahabat Nabi Muhammad SAW
Bandung, arusperubahan.com – Cerita keteladanan sahabat Rasulullah SAW seakan tiada habisnya. Salah satunya diteladankan Saa’ad bin Abi Waqash
Mengutip Rijaal Haular Rasuul, KM Khalid, Sa’ad bin Abi Waqqash, adalah seorang penunggang kuda yang gagah berani dalam menyertai setiap peperangan bersama gurunya yang begitu agung: Rasulullah SAW
Namun, ia juga orang yang demikian lembut hatinya, sehingga bila mendengar nasihat-nasihat dari Nabi SAW segera saja air matanya jatuh bercucuran membasahi janggutnya. Abdurrahman bin ‘Auf RA pun menjulukinya sebagai ‘singa yang menyembunyikan kukunya’.
Ia termasuk dalam sabiqunal awwalun (orang yang mula-mula memeluk agama Islam). Saat menerima Islam yang diajarkan Rasulullah SAW, Sa’ad masih berusia 17 tahun.
Ia mendapat bimbingan langsung dari Nabi SAW sehingga menjadi pribadi yang kokoh dalam keimanan dan sangat penyayang kepada sesama kaum Muslimin. Berbagai ujian atas kemantapan imannya telah mewarnai kehidupannya.
Ujian terberat yang dirasakannya adalah keinginan ibundanya untuk menghalangi dirinya menetapi Islam. Sang ibu sampai melakukan aksi mogok makan untuk mendesak agar Sa’ad kembali menyembah berhala. Atas ujian itu, dia tetap mantap memeluk Islam. Kepada ibunya, dia berkata, ”Demi Allah, ketahuilah wahai Bunda. Seandainya Bunda mempunyai seratus nyawa, lalu ia keluar satu per satu, tidaklah ananda akan meninggalkan agama ini walau ditebus dengan apa pun. Maka terserah kepada Bunda, apakah Bunda mau makan atau tidak.” Maka luluhlah hati ibundanya, setelah melihat kesungguhan anaknya itu.
Keteguhan imannya itu didukung langsung oleh Allah SWT Maha Menguasai segala sesuatu. Allah berfirman, ”Dan seandainya kedua orang tua memaksamu untuk mempersekutukan Aku, padahal itu tidak sesuai dengan pendapatmu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya.”