Minggu, November 24, 2024
Karawang

Kondisi Makam Adipati Singaperbangsa Memprihatinkan, Pemkab Karawang Dianggap Kurang Menghargai Sejarah

Karawang, arusperubahan.com – Bangunan sejarah menjadi saksi bisu bagaimana sebuah bangsa dimasa lalu, sehingga perlu dijaga kelestariannya. Termasuk makam-makam atau petilasan para leluhur yang mempunyai nilai history di kota Pangkal Perjuangan, justru kini terberkalai lantaran kurang perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang.

Seperti diungkapkan Anggota Paguyuban Singaperbangsa, Eyang Andri. Sebagai kuncen, ia pun mengajak masyarakat dan khususnya Pemkab Karawang, untuk menyelamatkan serta merawat bangunan cagar budaya, Makam Adipati Singaperbangsa yang berada di Desa Manggung Jaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

“Tidak ada perhatian dari Pemkab Karawang, bahkan kondisinya mohon maaf, sekarang seperti kandang ayam,” ujarnya, Minggu (15/8).

Andri menambahkan, pihaknya menganggap Pemkab Karawang kurang menghargai sejarah. Bagaimana dapat mengingat perjuangan besar leluhur hingga menjadi ibrah dimasa depan, sementara kondisi bangunannya saja dibiarkan memprihatinkan.

“Di manggung Jaya kondisinya kurang terawat dan akses jalan mulai banyak yang rusak. Bangunan sudah tidak layak, seperti diantaranya gapura, pagar dalem dan Makam Bupati sendiri bangunannya sudah pada retak,” paparnya.

Masih Andri menambahkan, meski memakai batu marmer, penataan Makam Singaperbangsa tidak layak lantaran struktur bentuk yang kurang memiliki nilai seni. Kematian itu tanda orang-orang yang menerima kebenaran tanpa syarat, fatamannawul mauta in kuntum shadiqin. Sehingga nisannya perlu sentuhan seni pahat hingga menampakkan kecantikan (jamaliyah) dan keperkasaan (jalaliyah).

“Coba lihat bangunan dan makam-makan di Banten, di Cirebon dan di Jogja, memang benar-benar bagus,” terangnya.

Sambung masih Andri menambahkan, Pemkab Karawang harus menghargai para pejuang terdahulu. Karenanya sudah waktunya Bupati melalui OPD terkait, untuk memperhatikan kembali bangunan bersejarah, seperti makam Adipati Singaperbangsa, serta cagar budaya lainnya.

“Jika ada beberapa yang harus diperbaiki, segera perbaiki. Jangan sampai dibiarkan hilang jejaknya, yang tertinggal cuma cerita tutur tanpa ada wujud bangunan,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *