SCAM : Canggihnya Teknologi Berdampak Pada Tingginya Kejahatan Dalam Menggunakan Internet
Teknologi pada zaman sekarang berbanding terbalik dengan era 90an. Tidak sedikit orang – orang jahat yang memanfaatkan teknologi yang semakin canggih untuk mengelabui orang – orang yang tidak sepenuhnya memahami teknologi yang digunakan sebagai bentuk kejahatan, biasanya digunakan dengan komputer yang terhubung pada jaringan internet atau biasa disebut “Kejahatan Siber”
Era industri 4.0 menunjukkan teknologi pada abad ini berkembang sangat pesat bagi penggunanya untuk memudahkan orang-orang dalam berkomunikasi dan berbagai hal lainnya. Begitu banyak dampak positif yang bisa diambil dengan adanya perkembangan yang pesat pada teknologi.
Masyarakat di seluruh dunia khususnya di Indonesia sangat merasakan dampak positifnya dalam menggunakan internet. Dibalik sisi positif yang begitu banyak, banyak juga sisi negatif dalam menggunakan internet salah satunya penyalahgunaan internet untuk kepentingan pribadi yang tergolong sebagai kejahatan siber dalam dunia maya.
Dalam penyalahgunaan internet ini berbagai motif dilakukan penjahat untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Dengan motif yang tak terduga, para penjahat melancarkan aksinya mulai dari orang yang tidak dikenal bahkan sampai ada yang melakukannya pada orang-orang terdekatnya.
Motif yang sering digunakan dalam kejahatan siber atau Cybercrime salah satunya yaitu Scam. Dalam hal ini Scam merupakan penipuan yang dilakukan menggunakan internet dengan media berbagai platform untuk tujuan meretas data milik target korban lalu melancarkan aksi yang penjahat inginkan.
Salah satu contoh Scam yang seringkali terjadi yaitu Scam dengan target korban seorang pengguna sosial media dengan tujuan penjahat ingin meretas dan mengambil data akun sosial medianya untuk kepentingan yang sudah direncakan. Biasanya penjahat dengan motif ini melakukannya dengan mengirim sebuah pesan kepada korban.
Motif scam ini yang sering sekali terjadi, ketika penjahat sudah mendapatkan kontak korban tersebut, penjahat langsung mengirim sebuah pesan berupa tautan sebuah website yang sudah direkayasa sedemikian rupa agar terlihat asli. Biasanya ketika korban menerima pesan tersebut akan penasaran dan akan mengklik tautan tersebut.
Setelah korban mengklik dan masuk kedalam websitenya, penjahat tersebut sudah merancang website tersebut agar terlihat sama dan membuat korban percaya. Setelah itu, korban akan memasukkan akun juga sandinya dan sejak itu data korban akan diretas dan juga dimiliki oleh penjahat tersebut.
Tidak begitu jelas tujuan dalam motif scam ini, namun kebanyakan penjahat yang melakukan aksi scam ini mempunyai rencana untuk mengambil data dan digunakkan sesuka mereka untuk kepentingan pribadi. Kewaspadaan dalam menggunakan media ini perlu ditingkatkan lagi dengan mengetahui motif-motif kejahatan dalam media yang digunakan untuk melakukan antisipasi. (Teguh)
Teguh Mulyana (1910631190209) – Universitas Singaperbangsa Karawang